definisi ular
Kata ophidian berasal dari bahasa Yunani, tepatnya dari ophidium yang artinya ular. Ini adalah istilah khas zoologi dan mengacu pada tatanan kerajaan hewan, ular, lebih populer dikenal sebagai ular.
Ular adalah bagian dari reptil
Perlu dicatat bahwa kata benda reptile sesuai dengan kata kerja merangkak, karena sebagian besar hewan ini bergerak dengan cara merangkak di tanah atau permukaan lain.
Reptil adalah hewan vertebrata. Tubuhnya ditutupi dengan sisik keras yang memberikan pelindung pada tubuhnya dan berfungsi sebagai perlindungan. Mereka memiliki pernapasan paru-paru dan karena itu bernapas seperti manusia. Pada saat yang sama, mereka berdarah dingin, yaitu, mereka tidak menjaga suhu tubuh dengan mekanisme internal melainkan dari suhu lingkungan.
Hampir semua reptilia bertelur, sehingga perkembangan embrio mereka terjadi di dalam telur. Dilihat dari klasifikasi zoologi, diperkirakan terdapat lebih dari 8000 spesies reptilia. Mereka mendiami setiap benua di Bumi, kecuali Antartika.
Berkenaan dengan mekanisme pertahanan mereka, mereka menggunakan semua jenis strategi: kamuflase, terbang atau menyerang melalui gigitan.
Mereka dibagi menjadi tiga ordo utama: chelonians, crocodilians dan squamous. Contoh chelonians adalah kura-kura. Buaya adalah bagian dari kategori kedua.
Akhirnya, squamosos dibagi menjadi dua subordo: sauria atau kadal dan ular atau ular.
Beberapa fakta tentang ular
Ada lebih dari 3000 spesies berbeda. Yang terbesar termasuk python Burma, python batu Afrika atau python reticulated. Beberapa di antaranya tidak berbahaya, tetapi yang lain sangat beracun, seperti ular berbisa atau ular maut (dalam pengobatan, ophidisme adalah disiplin ilmu yang mempelajari gambaran klinis yang diperoleh dari gigitan ular).
Sebagai kriteria umum, ular yang paling beracun adalah ular yang memiliki warna pekat.
Dari perspektif teori evolusi spesies, ular pertama kali muncul pada periode Cretaceous.
Mengenai habitatnya, mereka bisa hidup di darat, di air tawar atau di air asin. Berkenaan dengan penggerak, sebagian besar hewan ini memiliki sisik di perut yang memungkinkan mereka merangkak dengan menggerakkan otot dan tulang rusuk. Sebagai fakta yang aneh, perlu dicatat bahwa di beberapa pulau Pasifik tidak ada ular selain kadal.
Ular dan hubungannya dengan manusia
Dari sudut pandang sejarah, ular telah dikaitkan dengan gagasan kejahatan. Di dalam Alkitab itu melambangkan konsep dosa. Dalam cerita mitologi, hewan ini juga muncul sebagai makhluk yang mengancam. Dapat dikatakan bahwa mereka adalah simbol universal dalam semua peradaban manusia.
Jika seseorang memiliki ketakutan yang tidak proporsional terhadap ular, fenomena ini dikenal sebagai ophidiophobia. Ketakutan leluhur terhadap ular tidak hanya terjadi pada manusia, karena primata lain juga memiliki reaksi ketakutan di hadapan mereka.
Foto: Fotolia - Thomas