definisi perdamaian

Perdamaian bisa menjadi sebuah negara, kesepakatan, proses pemahaman antar kelompok , sementara harmoni, ketenangan dan non-kekerasan akan menjadi karakteristik yang hadir dan wajib dalam setiap bentuk di mana hal itu terjadi .

Dalam kasus pertama, istilah negara, istilah ini digunakan untuk menggambarkan dan mencirikan momen mental batin yang hening dan tenang yang mungkin dialami seseorang. Ketika kita mengacu pada proses pemahaman kolektif antara berbagai kelompok sosial yang membentuk suatu negara, kita berurusan dengan apa yang biasa disebut perdamaian sosial. Oleh karena itu, ketika, misalnya, pers ingin menggambarkan momen ketenangan yang sering terjadi setelah pecahnya masyarakat karena alasan politik atau ekonomi, mereka biasanya menggunakan konsep perdamaian sosial untuk memberi gambaran kepada masyarakat bahwa ketenangan itu kolektif dan bukan. dari satu kelompok atau individu.

Sedangkan Hukum Internasional biasanya menggunakan istilah perdamaian untuk merujuk pada kesepakatan atau perjanjian yang mengakhiri konflik yang suka berperang. Misalnya, perdamaian Westphalia, karena memang selalu ada kebiasaan mencantumkan nama tempat tercapainya kesepakatan damai itu. Sebagai konsekuensi dari hubungan yang dimiliki perdamaian dengan keharmonisan, ketentraman dan tanpa kekerasan, maka perdamaian pada umumnya menjadi tujuan yang ingin dicapai dan diinginkan baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Ancaman bagi perdamaian

Perang dalam bentuk dan dimensinya adalah ancaman besar bagi perdamaian. Situasi lain tidak begitu dramatis, tetapi juga menimbulkan risiko, seperti kejahatan terorganisir, kemiskinan ekstrim atau ketidaksetaraan. Jika ada kelompok kriminal di suatu wilayah, kekurangan sumber daya dan kekayaan berada di tangan minoritas, jelas bahwa perdamaian dalam bahaya.

Perjuangan untuk perdamaian

Tidak ada resep ajaib untuk menjamin perdamaian, tetapi pasti ada beberapa strategi yang dapat berkolaborasi dalam tujuan ini. Pendidikan yang didasarkan pada rasa hormat dan dialog tidak diragukan lagi merupakan penangkal untuk mencegah segala bentuk kekerasan. Sistem hukum yang efektif dan adil memungkinkan seluruh masyarakat hidup berdampingan secara harmonis.

Dampak perang yang menghancurkan telah mendorong pembentukan institusi politik dan perjanjian internasional yang bertujuan untuk menjamin perdamaian. Jadi, PBB, Uni Eropa atau perjanjian perdagangan adalah kerangka acuan global yang mendukung pemahaman antar negara. Bahkan ada pendekatan paradoks yang tujuannya untuk mencegah perang: jika Anda menginginkan perdamaian, bersiaplah untuk perang.

Ketenangan jiwa atau kedamaian batin

Menjadi baik dengan diri sendiri dan tidak mengalami gangguan emosional adalah cita-cita yang diinginkan bagi setiap manusia. Untuk mencapai ketenangan pikiran yang diinginkan ada semua jenis proposal religius, spiritual atau filosofis. Bagi agama Kristen, kedamaian sejati dicapai melalui perjumpaan pribadi dengan Tuhan. Bagi agama Buddha, jalan menuju perdamaian dapat ditaklukkan melalui nirwana. Beberapa pendekatan filosofis telah mengembangkan strategi bagi manusia untuk menemukan kedamaian dalam jiwa mereka.

Dalam bahasa sehari-hari

Jika kita tidak ingin diganggu oleh seseorang, kita berkata "tinggalkan aku sendiri". Dalam Misa, umat Katolik mengingat konsep ini ketika mereka berkata, "Aku meninggalkanmu damai, aku memberikanmu damai sejahtera." Ketika seseorang meninggal tanpa penderitaan, dikatakan bahwa "dia telah mati dengan damai."

Yesus Kristus, Gandhi dan Martin Luther King

Ketiga karakter ini memiliki kesamaan, karena pesan dari semuanya berorientasi pada perdamaian antar manusia. Meskipun demikian, ketiganya menemui akhir yang tragis. Ini mengingatkan kita bahwa niat baik selalu diperlukan, tetapi tidak cukup.


$config[zx-auto] not found$config[zx-overlay] not found