definisi urutan naratif
Kami menceritakan cerita melalui genre yang berbeda: novel, cerita pendek, naskah film, atau teater. Peristiwa dan karakter yang digambarkan disajikan melalui urutan naratif tertentu.
Ciptakan kehidupan dan bentuk kata-kata dan gagasan
Urutan naratif dapat didefinisikan sebagai cara untuk merangkai beberapa fakta saat menceritakannya. Dalam pengertian umum, setiap rangkaian naratif harus mempertahankan struktur, dan yang paling tradisional adalah yang didasarkan pada tiga aspek: latar cerita, tengah, dan akhir. Ketiga elemen ini selalu ada, meskipun urutannya dapat diubah dan narator juga dapat menggunakan teknik yang berbeda untuk menghubungkan urutan yang berbeda (racconto, flashback, atau flashforward adalah beberapa metode yang digunakan untuk menjelaskan beberapa peristiwa).
Bagaimanapun, dalam setiap urutan naratif ada kombinasi temporalitas (misalnya, dalam racconto ada sesuatu yang diriwayatkan dari masa lalu hingga masa kini). Jadi, dimungkinkan untuk membedakan tiga dimensi dalam waktu untuk menghubungkan satu tindakan dengan tindakan lainnya: anterioritas (sesuatu terjadi sebelum sesuatu yang lain), keserentakan (sesuatu terjadi saat peristiwa yang berbeda terjadi) atau posterioritas (misalnya, "setelah liburan saya, hari-hari perhatian besar tiba ").
Ide urutan naratif mengungkapkan urutan yang ditetapkan untuk menceritakan, untuk menceritakan sebuah cerita. Perlu diingat bahwa setiap cerita memiliki rangkaian struktur (urutan yang berbeda) yang digabungkan satu sama lain dengan penggunaan bentuk kata kerja yang berbeda yang menempatkan pembaca di masa lalu, masa kini atau masa depan.
Waktu dalam urutan naratif
Ketika kita menceritakan sesuatu, ada fenomena aneh: waktu yang berbeda digabungkan. Jika, misalnya, seseorang menulis otobiografinya, ia perlu mengatur momen-momen berbeda dalam hidupnya dalam ruang tertentu. Perbedaan waktu ini dikenal sebagai anakroni dan merupakan aspek fundamental dalam setiap rangkaian naratif.
Anakroni adalah non-kebetulan atau ketidaksesuaian antara dua realitas temporal: urutan cerita dan urutan atau suksesi dalam cerita. Kedua area tersebut belum tentu kebetulan, jadi narator novel atau cerita harus menghadirkan benang merah, yaitu urutan naratif yang menggabungkan bidang temporal yang berbeda dan, semuanya, dengan ritme yang ditentukan dalam narasi.
Kesulitan teknis dalam mengatur waktu dalam sebuah narasi merupakan salah satu masalah tersulit dalam bisnis menulis. Faktanya, ketika sesuatu dikomunikasikan dalam cara sastra, tidak hanya peristiwa dan karakter yang diciptakan kembali, tetapi ada juga rekonstruksi waktu dan, pada saat yang sama, waktu berlalu lebih atau kurang lambat (umum terdengar bahwa film sangat lambat).