definisi teks puitis

Dalam dunia penciptaan sastra kita menemukan teks-teks yang sifatnya berbeda. Ada cerita, fabel, novel, esai, legenda atau puisi, di antara jenis teks lainnya.

Ciri-ciri utama teks puisi

Membaca puisi menawarkan berbagai kemungkinan. Jadi, teks puisi biasanya memiliki ciri unik: mengungkapkan perasaan yang bertujuan menggerakkan pembacanya. Bentuk grafiknya disajikan dalam ayat-ayat yang disertai spasi kosong. Di sisi lain, kata-kata tersebut menggabungkan musikalitas tertentu dan rasa ritme yang tersirat.

Garis-garis yang membentuk puisi dikenal sebagai ayat dan ayat dapat terdiri dari kalimat atau kata tersendiri. Kadang-kadang ayat-ayat dikelompokkan menjadi satu dan ketika ini terjadi maka bait-bait akan dibentuk dan menurut jumlah bait yang menyusunnya, bait-bait itu diklasifikasikan dengan satu atau lain cara. Jenis teks ini memiliki rima tertentu, serta ritme, yang menyiratkan bahwa penyair bermain-main dengan suara dan pada saat yang sama dengan makna kata-katanya.

Untuk menulis beberapa jenis puisi (pikirkan soneta atau bait), penyair menggunakan perangkat ekspresif, seperti personifikasi, metafora, simile, antitesis, hiperbola dan banyak lainnya.

Memahami apa itu puisi?

Puisi dapat didefinisikan sebagai dialog antara penyair dan pembaca melalui penggunaan bahasa yang estetis. Fenomena puitis tidak menggunakan kata-kata dalam pengertian sehari-hari dan sehari-hari, tetapi dalam dimensi terdalamnya. Ketika membaca “hari dihancurkan dengan menceburkan diri ke laut” kita dihadapkan pada ayat yang memberitahu kita sesuatu dengan cara yang berbeda dari biasanya (kalimat ini hanya dapat dipahami dalam kerangka teks puisi, karena di luar itu akan terjadi. kehilangan artinya).

Puisi menjauh dari wacana biasa karena mencari konstruksi citra visual, yang biasanya merupakan metafora untuk sesuatu yang lain. Dengan cara ini, penggunaan bahasa puisi mengubah aturan bahasa umum.

Puisi mengkomunikasikan informasi pada tiga tingkatan yang berbeda:

1) mengatakan sesuatu tentang suatu subjek, penyair,

2) mengungkapkan sesuatu tentang bahasa itu sendiri dan

3) menyampaikan hubungan unik antara penyair dan bahasa. Pada saat yang sama, pembaca menjalin dialog yang intim antara kata-kata puisi dan individualitasnya sendiri.

Foto: Fotolia - Marina / Corradobaratta


$config[zx-auto] not found$config[zx-overlay] not found