definisi negara multietnis

Dari sudut pandang etnis, suatu bangsa bisa homogen atau multietnis dan plural. Itu homogen ketika sebagian besar penduduknya memiliki karakteristik ras yang sama, bahasa dan tradisi yang sama. Suatu bangsa adalah multi-etnis jika terdapat keragaman ras dan budaya di wilayahnya.

Kategori negara multietnis setara dengan negara multikultural lainnya. Meskipun bukan denominasi resmi, negara-negara seperti Ekuador, Kolombia atau Peru telah memasukkan konsep negara multietnis dalam teks konstitusional masing-masing untuk mengakui keragaman budaya masyarakat. Pengakuan ini menyiratkan penghormatan terhadap etnis minoritas suatu bangsa.

Panama dan Rusia, dua contoh negara multi-etnis

Panama adalah negara Amerika Tengah dengan 4 juta penduduk menurut sensus 2016. Terdapat penduduk asli dengan lebih dari 300.000 jiwa (khususnya, ada tujuh masyarakat adat dan masing-masing memiliki bahasa dan adat istiadatnya sendiri). Di sisi lain, penduduk Panama terdiri dari mulatto, kulit hitam dan mestizo (70 di antaranya adalah mestizo, 10% berkulit putih, 8% asli dan 1% berasal dari Asia, sebagian besar dari Cina).

Rusia adalah negara terbesar di dunia berdasarkan ukuran dan dengan 150 juta penduduk. Secara etnis, negara Rusia menghadirkan kompleksitas yang luar biasa. Orang Rusia merupakan kelompok etnis mayoritas, sekitar 80% dari total populasi (20% sisanya terdiri dari Ukraina, Chechnya, Bashkirs dan Armenia). Di sisi lain, lebih dari 100 bahasa berbeda digunakan di Rusia (beberapa di antaranya diakui secara resmi tetapi sebagian besar tidak).

Jepang sebagai contoh negara yang homogen secara sosial

Masyarakat Jepang memiliki rasa identitas nasional yang mendarah daging dan keragaman etnis minoritas dan dengan sedikit relevansi budaya. Dari sudut pandang linguistik, Bahasa Jepang Standar digunakan di seluruh negeri dan dialek bahasa Jepang tidak diakui secara resmi.

Terlepas dari homogenitas masyarakat Jepang, penduduk Kepulauan Ryukyu (Ryukyuan) dan pulau Honshu (Ainu) adalah pengecualian, karena mereka memiliki bahasa dan budaya sendiri. Kedua etnis minoritas ini memiliki pengaruh yang kecil terhadap negara secara keseluruhan dan secara budaya berada di ambang kepunahan.

Foto: Fotolia - lvnl


$config[zx-auto] not found$config[zx-overlay] not found