definisi subduksi lempeng

Teori pergeseran benua yang dikemukakan oleh Alfred Wegener sekitar tahun 1910 dan teori perluasan dasar samudera yang dikemukakan oleh Harry Hammond Hess pada tahun 1960-an menjadi dasar bagi teori baru yang lebih umum: lempeng tektonik. Kerangka teori geologi baru ini menjelaskan cara pembentukan litosfer, lapisan terluar yang kaku dari planet ini. Jadi, kerak bumi terdiri dari berbagai lempengan kaku yang terus bergerak. Blok-blok ini tetap berada di lapisan batuan panas dan fleksibel yang dikenal sebagai astenosfer.

Subduksi lempeng merupakan salah satu gerakan tektonik

Bagian bumi atau geosfer yang berbatu memiliki tiga struktur yang berbeda: kerak, mantel, dan inti. Yang pertama adalah yang paling dangkal dan yang terakhir yang paling dalam. Apa yang kita amati di permukaan bumi adalah konsekuensi geologis dari proses transformasi jutaan tahun.

Pergerakan lempeng tektonik disebabkan oleh suhu yang tinggi di dalam bumi. Perlahan dan konstan lempeng-lempeng tersebut bergerak dan salah satu fenomena yang terjadi adalah subduksi.

Ini terdiri dari lempeng litosfer yang mencelupkan ke bawah lempeng benua. Ini berarti bahwa dua lempeng tektonik bertabrakan dan akibatnya lempeng yang lebih berat dimasukkan di bawah lempeng yang lebih ringan (lempeng yang turun menuju mantel bumi). Dengan subduksi, sedimen yang telah terbentuk selama jutaan tahun terseret.

Fenomena subduksi berhubungan langsung dengan gempa bumi dan gunung berapi

Ada enam lempeng tektonik utama: Amerika, Afrika, Eurasia, India, Antartika, dan Pasifik. Semuanya mengapung di mantel basaltik dan ini menghasilkan gerakan, pergeseran benua.

Di dasar lautan terdapat pegunungan gunung berapi yang dikenal sebagai pegunungan di tengah samudra. Kerak bumi semakin rusak karena efek subduksi. Dengan cara ini, tekanan kuat dihasilkan di area persatuan lempeng yang mengarah ke aktivitas seismik atau vulkanik.

Gunung berapi bawah laut bisa naik ke atas permukaan laut dan akhirnya membentuk pulau-pulau dengan aktivitas vulkanik yang hebat.

Lempeng yang bergesekan ke samping juga tidak stabil dan keadaan inilah yang memicu sebagian besar gempa bumi (patahan San Andreas yang terkenal di California adalah akibat langsung dari zona subduksi).

Foto: Fotolia - designua


$config[zx-auto] not found$config[zx-overlay] not found