definisi parafrase

Parafrase berasal dari parafrase, yang merupakan sumber bahasa. Parafrase digunakan untuk mengkomunikasikan gagasan tentang seseorang yang kita kenal (biasanya penulis bergengsi) melalui kata-kata kita sendiri. Jadi, jika seseorang berdebat tentang suatu topik dan ingin menyumbangkan gagasan tentang Aristoteles, mereka harus mengatakan "parafrase Aristoteles" dan kemudian mengatakan apa yang dikatakan filsuf ini tetapi dengan cara perkiraan dan bukan dengan cara tekstual.

Penggunaan parafrase membantu memperkuat argumen pribadi, karena gagasan sendiri lebih penting jika dikaitkan dengan apa yang dikatakan atau ditulis oleh seseorang dengan otoritas intelektual. Di sisi lain, parafrase berfungsi untuk menyampaikan pengetahuan atau dapat digunakan untuk membuat permainan kata yang kurang lebih cerdik (misalnya, parafrase Descartes, saya tegaskan bahwa saya pikir, kemudian menjengkelkan).

Mengutip tidak sama dengan parafrasa

Jika saya mengutip seorang penulis, saya harus mereproduksi kata-katanya dengan setia. Misalkan saya berbicara tentang kecerdasan dan saya ingin merujuk pada frase terkenal untuk mengilustrasikan ide tertentu, misalnya kutipan jenaka dari Rudyard Kipling, "Wanita terbodoh dapat menangani pria yang cerdas." Dalam hal ini, penyebutan yang saya buat bersifat literal. Sebaliknya, jika saya ingin memparafrasekan frasa Rudyard Kipling, saya dapat mengatakan yang berikut, "memparafrasekan Kipling, pria cerdas dapat dimanipulasi oleh wanita mana pun." Dalam hal ini, saya tidak mengutip kata-kata penulis dengan tepat tetapi menyesuaikannya dengan pidato saya secara bebas dan informal, karena saya memahami bahwa yang penting adalah gagasan umum dan bukan keakuratan kalimat.

Bagaimana memparafrasekan dalam bahasa tertulis

Saat kita menulis teks kita juga bisa menggunakan parafrase. Ini adalah cara untuk tidak menjiplak, jadi perlu menyebutkan sumber aslinya. Dengan cara ini, untuk memparafrasekan gagasan seorang penulis, lebih mudah untuk menggarisbawahi pernyataan aslinya dan menunjukkan dalam tanda kurung karya di mana gagasan tersebut muncul.

Kami kemudian dapat menjelaskan ide kami dengan cara kami sendiri, dengan demikian menggabungkan referensi tertentu (frasa penulis) dengan argumen pribadi kami. Dalam pengertian ini, dengan parafrase kami membangun perdebatan antara refleksi itu sendiri dan apa yang dikatakan penulis. Misalnya, Platon menegaskan keadilan didasarkan pada keseimbangan individu dan sosial (Republik), tetapi saya berpendapat bahwa keadilan sejati bergantung secara eksklusif pada interpretasi hukum yang benar.

Dapat disimpulkan bahwa parafrase dalam bahasa tertulis merupakan strategi untuk memperkaya suatu teks, karena dengan menggunakan parafrase dimungkinkan untuk membangun eksposisi ide dengan komponen refleksi intelektual.

Foto: iStock - Photo_Concepts / ilbusca


$config[zx-auto] not found$config[zx-overlay] not found